Seharusnya para advokat sudah mengetahui adanya Kode Etik Profesi Advokat yang mengatur bagaimana tugas, fungsi dan kerja dari seorang advokat. Namun permasalahannya, apakah semua advokat memahami dengan baik tentang kode etik tersebut?

Kode etik profesi advokat merupakan dokumen etik yang menjabarkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang diharapkan dipatuhi oleh anggota profesi advokat untuk menjaga profesionalisme dan integritasnya. Kode etik ini adalah sebuah aturan yang dirancang untuk melindungi profesi advokat, dan memberikan panduan tentang bagaimana advokat harus bertindak dalam hubungannya dengan klien mereka, satu sama lain, dan masyarakat pada umumnya.

Bagaimana hubungan advokat dengan kliennya?

Kode etik profesi advokat mengatur tentang apa yang harus dilakukan advokat ketika mewakili kliennya dalam suatu sengketa atau perkara hukum. Para profesional ini memiliki kewajiban untuk jujur dengan klien mereka dan tidak menyesatkan mereka tentang detail apa pun. Mereka juga perlu mengedepankan keadilan dan menghormati semua pihak yang terlibat dalam sengketa atau masalah hukum yang mereka tangani.

Selain itu profesi advokat memiliki kewajiban untuk menjaga kerahasiaan informasi klien. Ini berarti bahwa tidak ada orang lain yang diizinkan mengakses informasi ini tanpa izin eksplisit dari klien atau tanpa perintah pengadilan. Advokat harus jujur kepada kliennya setiap saat, termasuk tentang keterbatasan kemampuannya. Advokat tidak boleh secara sadar mengambil kasus yang tidak memenuhi syarat untuk mereka tangani, juga tidak boleh menyatakan atau menyiratkan bahwa mereka dapat memberikan layanan yang tidak diizinkan, dan menyalahi aturan yang berlaku.

Tidak hanya itu, para advokat juga dituntut untuk jujur pada diri mereka sendiri dan profesional lain yang terlibat dalam kasus tersebut, terutama jika mereka memiliki konflik kepentingan yang dapat mempengaruhi pekerjaan mereka. Mengapa? Hal ini untuk mewujudkan adanya keadilan dan rasa hormat bagi semua pihak yang terlibat dalam perselisihan atau masalah hukum.

Dalam hal ini, advokat harus mengambil langkah-langkah yang wajar untuk menghindari konflik kepentingan, dan tidak boleh mewakili klien ketika ada risiko substansial bahwa perwakilan tersebut akan dibatasi secara material oleh kepentingan advokat sendiri atau oleh tanggung jawab advokat kepada klien lain. Kecuali jika advokat cukup yakin bahwa dia dapat memberikan perwakilan yang kompeten dan mampu menghindari risiko tersebut.

Jadi, bagaimana cara mendalami kode etik ini? Salah satu caranya tentu dengan mempelajari kembali materi tentang Kode Etik Profesi Advokat. Tujuan sederhananya adalah selain melindungi diri advokat itu sendiri, tentu untuk menjaga integritas dirinya dalam dunia peradvokatan. Dengan demikian, para klien pun akan semakin percaya dengan kinerja advokat tersebut, dan nama baik advokat itu pun akan tetap terjaga dengan baik.